Tuesday, March 27, 2012

PERIWAYAT HADIT'S DHA'IF DAN MAUDHU - B

  1. BISYIR : Al-Albani mengatakan bahwa dia adalah majhul (asing/tidak dikenal). Inilah yang dinyatakan oleh al-Uzdi dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul-I’tidal dan al-Asqalani dalam kitab Lisanul-Mizan.

HADITS AGAMA ADALAH AKAL

“Agama adalah akal. Siapa yang tidak memiliki agama, tidak ada akal baginya.”

Hadits tersebut bathil.

Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i dari Abi Malik Basyir bin Ghalib. Kemudian dia berkata: “Hadits ini adalah bathil munkar”. Menurut pendapat al-Albani, kelemahan hadits tersebut terletak pada seorang sanadnya yang bernama Bisyir. Dia ini majhul (asing/tidak dikenal). Inilah yang dinyatakan oleh al-Uzdi dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul-I’tidal dan al-Asqalani dalam kitab Lisanul-Mizan.

Satu hal yang perlu digarisbawahi disini ialah bahwasanya SEMUA riwayat/hadits yang menyatakan keutamaan akal tidak ada yang shahih! Semua berkisar antara dha’if dan maudhu’. Al-Albani telah menelusuri semua riwayat tentang masalah keutamaan akal tersebut dari awal. Di antaranya apa yang diutarakan oleh Abu Bakar bin Abid Dunya dalam kitab al-Aqlu wa Fadhluhu. Disitu dia menyebutkan bahwa “riwayat tersebut tidaklah shahih”. Kemudian Ibnu Qayyim dalam kitab al-Manar halaman 25 yang menyatakan bahwa: “Hadits-hadits yang berkenaan dengan akal semuanya dusta belaka”.

Tentang Agama, tentang akal, hadits bathil, riwayat Nasa’i